Dalam hidup ini tidak ada yang sempurna. Dunia selalu ada kekurangan. Mengapa? Supaya kita saling mengisi. Maka rajutlah kehidupan sosial supaya kita mudah menuju Kesempurnaan. Ketika menggoreng ikan di dapur, saya terdiam dalam kefanaan, larut dalam ketiadaan nilai, ketika menyadari betapa saya teramat kecil dan tidak berharga dalam samudera karya manusia. Semua peralatan dapur yang saya miliki adalah cipta karya orang lain; ikan yang saya goreng adalah hasil tangkapan orang lain; minyak untuk menggoreng juga hasil dari kebun sawit orang lain. Jadi, saya ini mau apa, jika ribuan dan bahkan jutaan manusia lain tidak ada? Di zaman modern, ketergantungan kita kepada orang lain semakin terasa. Maka hargailah orang lain, apa pun profesinya, sejauh yang ia lakukan bukan sebuah pelanggaran hukum atau norma. Tukang sampah pun, profesinya tidak boleh dianggap sampah.
Ini adalah ruang ekspresi diri dan tempat berbagi ilmu serta pengalaman, karena hidup adalah perjalanan menuju Tuhan, kesempatan untuk mengumpulkan kebaikan, tanpa basa-basi, harus ikhlas, rendah hati dan penuh kasih sayang.
Tuesday, June 12, 2018
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
-
Adakah cercaan yang lebih menjijikkan dari penghinaan atas seseorang karena sesuatu yang tidak dapat ia elakkan secara alamiah? Tetapi itula...
-
I. Pendahuluan: Abdurrahman Wahid dan Gerakan Pembaruan Islam di Indonesia Greg Barton menempatkan Abdurrahaman Wahid pada posisi sama deng...
-
Tafsir Surat Al-Kawtsar (108) Ayat: 1-3 Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena T...
No comments:
Post a Comment